Hidup dekat dengan alam dan menjadi bagian dari alam dianggap sebagai sifat Afrika. Pendekatan Afrika terhadap "hidup dekat alam" ini terlihat dalam rambut gimbal, ganja (marijuana), makanan ital, dan dalam segala aspek kehidupan Rasta. Mereka membenci pendekatan (atau, seperti yang mereka pahami, non-pendekatan) modern terhadap kehidupan karena dianggap tidak alamiah dan terlalu objektif dan menolak subjektivitas. Kaum Rasta mengatakan bahwa para ilmuawn berusaha menemukan bagaimana dunia kelihatan dari luar, sementara kaum Rasa mendekatinya dengan melihat kehidupan dari dalam ke luar. Individu mendapatkan kedudukan sangat penting dalam Rastafari, dan setiap Rasta harus mencari kebenaran untuk dirinya sendiri.
Identifikasi Afrosentris penting lainnya adalah warna merah, emas, dan hijau, dari warna bendera Ethiopia. Warna-warna ini adalah lambang gerakan Rastafari, dan kesetiaan kaum Rasa terhadap Haile Selassie, Ethiopia, dan Africa dan bukan kepada negara modern manapun di mana mereka kebetulan tinggal. Warna-warna ini seringkali terlihat dalam pakaian dan hiasan-hiasan lainnya. Merah melambangkan darah para martir, hijau melambangkan tetumbuhan Afrika, sementara emas melambangkan kekayaan dan kemakmuran yang ditawarkan Afrika. (Sebaliknya, sejumlah pakar Ethiopia menyatakan bahwa warna-warna ini berasal dari pepatah lama y ang mengatakan bahwa sabuk Perawan Maria adalah pelangi, dan bahwa warna merah, emas, dan hijau melambangkan semuanya ini.
Banyak dari pemeluk Rastafari berusaha mempelajari bahasa Amharik, yang mereka anggap sebagai bahasa aslinya, karena inilah bahasa yang dipergunakan Haile Selassie I, dan untuk mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang Ethiopia—meskipun pada praktiknya kebanyakan pemeluk Rasta tetap berbahasa Inggris atau bahasa kelahiran mereka. Ada pula lagu-lagu reggae yang ditulis dalam bahasa Amharik.
Sumber : www.indoreggae.com