Friday, February 18, 2011

Jubah Tembus Pandang Segera Terwujud

Jubah tembus pandang, seperti yang dipakai Harry Potter, sebentar lagi jadi kenyataan. Jubah baru ini bisa membuat objek yang ditutupinya tak terlihat oleh mata.
Jubah dibuat dari dua potong kristal kalsit, mineral berwarna putih atau tak berwarna yang biasa terdapat dalam batu gamping. Kedua potong kristal tersebut ditempel dengan aturan tertentu.

Kalsit sangat bersifat anisotropik, sifat yang membuat cahaya yang datang akan diteruskan ke sudut yang berbeda dari cahaya yang masuk dari sisi lain. Dengan menggunakan dua kalsit, para peneliti dapat membelokkan cahaya di sekitar objek padat yang diletakkan di antara kristal.

Di dalam kedua kristal kasit itu ada celah berbentuk segitiga siku-siku. "Apa pun yang Anda letakkan di bawah celah ini tak akan tampak dari luar," kata George Barbastathis dari MIT.

Jubah buatan Massachusetts Institute of Technology dan SMART Centre dari Singapura ini tidak seperti jubah-jubah serupa yang pernah dikembangkan. Jubah-jubah lama hanya dapat membuat benda-benda menghilang di bawah sinar dengan panjang gelombang yang tak tampak oleh manusia.

Jubah lain hanya dapat menghilangkan benda-benda mikroskopis. Jubah baru ini dapat bekerja dengan cahaya yang terlihat oleh mata manusia dan dapat menyembunyikan objek yang cukup besar.

Jubah tembus pandang ini masih punya kekurangan. Salah satu contohnya adalah hanya bekerja maksimal di bawah cahaya hijau. Para peneliti sengaja mendesain dengan warna hijau karena, selain kalsit hanya bisa dikonfigurasi pada gelombang cahaya tertentu saja, mata manusia sangat sensitif terhadap warna hijau. Demikian jelas Barbastathis.

Selain itu, efek menghilang ini hanya tampak jelas dari sudut tertentu. Jika dilihat dari sudut berbeda, objek akan tampak kembali.

Meskipun demikian Barbastathis merasa percaya diri kalau timnya atau peneliti lain akan membuat jubah yang lebih baik dalam waktu dekat.

Ia juga yakin kalau jubah seperti ini akan punya penggunaan. "Di Boston ada banyak persimpangan jalan dengan sudut yang tajam. Saat melihat lampu lalu lintas, mungkin Anda akan bingung apakah lampu itu untuk jalan Anda atau jalan lain. Dengan jubah ini, kita bisa sembunyikan lampu lalu lintas yang lain sehingga pengendara tidak bingung," jelas Barbastathis.


Sumber : kompas.com

Kelelawar Terbukti Hewan yang Setia Pada Pasangannya

Kelelawar, satu-satunya hewan jenis mamalia yang bisa terbang, ternyata salah satu spesies yang punya kesetiaan. Hasil studi selama lima tahun menunjukkan bahwa kelelawar menjaga kesetiaan dengan kerabat dekat, keluarga, dan koloninya dalam jangka panjang.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Professor Gerald Kerth dari Universitas Greifswald, Jerman dan timnya. Hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B yang terbit baru-baru ini. Hasil riset ini mengungkap kompleksitas kehidupan hewan seperti kelelawar.

Sebanyak dua koloni kelelawar diamati dalam penelitian ini. Setiap kelelawar ditandai dengan microchip sehingga memudahkan observasi. Selanjutnya, secara berkala, peneliti melakukan pengamatan saat kelelawar sedang bertengger. Sebanyak 20.000 pengamatan dilakukan.

Hasil penelitian mengungkap bahwa kelelawar dalam berbagai rentang umur, ukuran, status reproduksi dan kekerabatan mempertahankan hubungan jangka panjang. "Dalam koloni lebih besar, kami mendeteksi 2 sub unit stabil yang terdiri dari kelelawar dari berbagai garis keturunan," kata peneliti.

"Hubungan antara sub unit tersebut terutama dipertahankan oleh kelelawar yang lebih tua dan bertahan selama bertahun-tahun," ungkap peneliti dalam publikasinya. Detail struktur sosial dari kelelawar tampak jelas ketika data dalam jumlah besar digunakan.

Peneliti mengungkapkan bahwa gajah, lumba-lumba, beberapa hewan karnivora dan primata juga mempertahankan hubungan sosial mereka di samping adanya proses pemisahan dan penggabungan dengan berbagai grup. Proses tersebut disebut dengan fisi dan fusi.

Informasi tentang dinamika hubungan sosial dan interaksi antarindividu penting untuk memahami evolusi sosialitas hewan, termasuk manusia. "Penelitian kami membuka peluang mendeskripsikan relasi antara kompleksitas sosial dan kecerdasan sosial pada mamalia," jelas peneliti.



Sumber : kompas.com

Thursday, February 17, 2011

Ular Dulunya Berkaki

Ular ternyata dulu berkaki. Hal itu diketahui setelah ilmuwan mempelajari fosil ular berusia 95 juta tahun yang ditemukan tahun 2000 di Desa Al-Nammoura, Lebanon.
Berbeda dengan tulang kaki depan yang terlihat jelas, para peneliti harus menggunakan sinar X dan pencitraan resolusi tinggi tiga dimensi (3D) untuk bisa melihat tulang kaki belakang yang tersembunyi dalam fosil batuan.

Menurut Journal of Vertebrate Paleontology yang dikutip BBC, Selasa (8/2/2011), pertumbuhan kaki ular Eupodophis descouensi kian lambat hingga akhirnya hilang.

Para peneliti Museum Nasional d’Histoire Naturelle, Perancis, hanya menemukan tulang bagian pergelangan kaki. "Bisa jadi pergelangan kaki atau bagian kaki lain patah atau hilang seiring perjalanan waktu," kata Alexandra Houssaye dari museum itu.

Dari bukti-bukti yang ada, ular mulai kehilangan kakinya sekitar 150 juta tahun lalu.


Sumber : kompas.com 

Hewan yang Makin Mesra Berciuman Saat Ditonton

Prairie dogs atau anjing padang rumput (Cynomys ludovicianus) adalah jenis hewan yang memiliki perilaku yang unik. Semakin dilihat oleh banyak orang, hewan ini semakin menunjukkan kemesraan bersama pasangan atau temannya dengan cara berciuman dan berpelukan makin erat. Hal itu terungkap dalam hasil penelitian Adam Eltorai dan timnya dari Washinton University. Mereka mempelajari 25 ekor anjing padang rumput berekor hitam yang berada di Kebun Binatang Saint Louis, Missouri.

"Dalam banyak situasi, anjing padang rumput bereaksi ketika dilihat, sama seperti ketika manusia bereaksi," kata Eltorai saat diwawancarai BBC. Anjing padang rumput adalah jenis hewan pengerat yang habitat aslinya di padang rumput Amerika Utara.

Eltorai melanjutkan, "Ketika lebih banyak orang melihat, anjing padang rumput dewasa makin menunjukkan kasih sayang. Saling menyentuh dan mencium, serta sedikit berkelahi." Kadang, ciuman juga disertai belaian dan pelukan.

Menurut Eltorai, hewan ini memiliki cara mengasihi yang sama kebanyakan manusia. Anjing padang rumput bisa saling menyentuh bibir satu sama lain dan kadang membuat kontak dengan lidah.

Con Slobodchikoff dari Northern Arizona University yang mempelajari anjing padang rumput selama 30 tahun mengatakan bahwa kasih sayang anjing ditunjukkan lebih dari sekedar ciuman. Mereka juga saling memperingatkan bila ada predator.

Anjing padang rumput tidak memiliki satu 'panggilan' bahaya, tapi sekumpulan suara yang berfungsi memperingatkan. Suara yang diproduksi hewan ini, menurut Slobodchikoff, sangat berperan dalam komunikasi dan terdiri dari setidaknya 100 kosa kata.
 


 Sumber : kompas.com

Kapan Manusia Mulai Berciuman?

Kebiasaan berciuman mungkin sudah sangat lazim dilakukan manusia. Namun, kapan tepatnya kita memulai kebiasaan tersebut, hal itu menjadi misteri yang menarik untuk ditelisik.
Sheril Kirshenbaum, penulis buku The Science of Kissing mengungkapkan, "Bukti literatur tertua yang mengungkapkan sejarah kebiasaan berciuman adalah teks bahasa Sansekerta dari India, yaitu dari 3.500 tahun yang lalu."

Namun, Kirshenbaum mengungkapkan bahwa kebiasaan berciuman mungkin sudah ada sebelum masa tersebut. Menurutnya, spesies manusia mungkin sudah memulai kebiasaan berciuman sejak pertama kali mereka ada.

Kebiasaan berciuman yang dimiliki manusia mungkin punya dasar genetika yang sejalan dengan makhluk hidup lainnya. Hal ini terlihat dari adanya perilaku serupa ciuman yang dijumpai pada beberapa spesies hewan.

"Bonobo saling menghisap lidah selama 12 menit, kura-kura saling menekan kepala, jerapah saling melilitkan leher, dan anjing selalu menjilat apa pun," Kirshenbaum menguraikan beberapa contoh.

Perbedaannya, perilaku serupa ciuman yang terdapat pada hewan belum bisa dikatakan didasari oleh emosi atau motivasi, misalnya cinta. Perilaku hewan tersebut masih dikategorikan sebagai insting untuk pemilihan pasangan.

Lebih lanjut, dalam wawancaranya dengan National Public Radio, Rabu (13/2/2011), ia mengatakan bahwa bibir manusia mungkin juga didesain untuk mendukung aktivitas seperti ciuman. Pasalnya, bibir kaya akan ujung saraf yang terkoneksi ke otak.

"Dalam hal ini, bibir kita merupakan zona erotis. Bibir benar-benar jalan kita untuk menginterpretasikan dunia," kata Kirshenbaum. Sensasi kecil seperti sinyal dari sentuhan sikat gigi pun bisa sangat terasa di bibir.

Perilaku ciuman merupakan salah satu contoh perilaku yang diturukan, baik secara alami maupun lewat bimbingan. "Manusia tampaknya memiliki dorongan untuk terhubung dengan orang lain dengan cara ini walaupun juga dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman pribadi," ujarnya.

Bibir manusia yang digunakan sebagai alat berciuman kemungkinan lebih sensitif dari bibir spesies lain. Bibir simpanse, misalnya, tak sesensitif bibir manusia sehingga perilaku ciuman pada simpanse lebih mirip dengan pelukan.


Sumber :
 

Benarkah Ada Laut di Mars??

Planet Mars memang terkenal dengan sebutan planet merah. Tapi, tak seluruh permukaan Mars berwarna merah ketika dicitrakan. Hasil jepretan Mars Reconaissance Orbiter NASA menunjukkan bahwa ada bagian planet itu yang berwarna biru, seperti Bumi.
Hasil jepretan yang dipublikasikan di New Scientist itu ialah bukit pasir di Kawah Rabe, wilayah berdiameter 100 kilometer di dataran tinggi belahan selatan Mars. Gundukan itu benar-benar tampak biru, seperti lautan bumi tampak dari udara.

Bukit pasir itu menutupi sebagian wilayah Kawah Rabe. Bukit pasir terbentuk dari pasir basalt di dasar kawah dan dibentuk oleh angin Mars. Citra lebih dekat menunjukkan pegunungan berstruktur mirip sidik jari, lembah, dan riak-riak.

Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa bagian gundukan pasir tampak berwarna lebih gelap dibanding wilayah kawah lain? Salah satu kemungkinannya adalah pasir di dasar kawah bukan pasir lokal, tetapi pasir dari daerah lain yang terjebak oleh kondisi topografis daerah tersebut. Tidak ada uraian mengapa wilayah tersebut berwarna biru.

Sumber :
NewScientist

4 Alasan Harus Berhenti Minum Soda

Perempuan biasanya paling senang mengisi kulkas dengan berbagai bahan makanan kemasan, dan aneka minuman bersoda. Pertimbangannya, bila sewaktu-waktu kedatangan tamu tak perlu repot mencari minuman lagi. Meski begitu, biasanya sih, minuman bersoda itu diminum sendiri. Saat nonton film, ngobrol-ngobrol bersama teman dan keluarga, paling asyik bukan kalau kita ngemil sambil minum soda yang manis?
Padahal, minuman yang rasanya segar ini ternyata bisa mengancam kesehatan kita, terutama bila dikonsumsi setiap hari (dan tidak diimbangi dengan minum air putih yang cukup). Ini alasannya:

1. Orang yang lebih suka minum soda ketimbang minuman yang sehat (seperti susu rendah lemak atau jus buah) cenderung akan kekurangan vitamin A, kalsium, dan magnesium. Soda juga mengandung asam fosforik yang akan menguras cadangan kalsium dan magnesium di dalam tubuh. Padahal dua gizi ini diperlukan untuk menjaga kekebalan Anda mencapai puncaknya.

2. Soda yang mengandung high-fructose corn syrup (sirup dari tepung jagung yang terdiri atas fruktosa dan glukosa) biasanya juga mengandung kadar radikal bebas yang tinggi. Mengonsumsi minuman ini sering dikatakan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, mengembangkan diabetes, dan komplikasi diabetik.

3. Botol minuman bersoda (dan air) dari plastik mengandung racun kimia yang disebut bisphenol A (BPA), yang dapat larut dari botol ke soda, dan ke tubuh Anda setelah mengonsumsinya. Sudah banyak bukti yang mengaitkan BPA ini dengan banyak penyakit, termasuk depresi sistem kekebalan. Sebaiknya Anda melindungi anak-anak dari paparan produk yang mengandung BPA, terutama yang biasa dikonsumsi setiap hari.

4. Diet soda, ternyata juga tidak lebih baik daripada soda biasa. Bahkan, versi diet ini bukannya mengurangi berat badan, melainkan malah menambah berat badan. Sebuah studi yang melibatkan 1.550 orang menyimpulkan bahwa orang yang biasa minum diet soda akan meningkatkan risiko overweight atau obesitas hingga 41 persen, untuk setiap kaleng atau botol yang diminum setiap hari. Ternyata, rasa manis itu akan memberi sinyal pada sel-sel tubuh untuk menyimpan lemak dan karbohidrat, yang membuat Anda merasa lebih lapar. Manisnya soda juga mendorong pelepasan insulin, yang akan menghambat kemampuan tubuh untuk membakar lemak.

Tentu, tak ada salahnya jika Anda sesekali ingin menikmati soft drink. Selama minuman ini tidak dijadikan minuman sehari-hari, alias dinikmati sekali-sekali saja, tentu Anda bisa menghindari ancaman kesehatan tersebut.



sumber : http://female.kompas.com/read/2011/02/18/1320191/4.Alasan.Harus.Berhenti.Minum.Soda