Friday, November 6, 2009

Anarkisme



"Anarkisme atau dieja anarkhisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan."

Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat).
1. Apa itu Anarki.?

Kata “anarki” berasal dari bahasa Yunani, awalan an (atau a), berarti “tidak”, “ingin akan”, “ketiadaan”, atau “kekurangan”, ditambah archos yang berarti “suatu peraturan”, “pemimpin”, “kepala”, “penguasa”, atau “kekuasaan”. Atau, seperti yang dikatakan Peter Kropotkin, anarki berasal dari kata Yunani yang berarti “melawan penguasa”. (Kropotkin’s Revolutionary Pamphlets, hal 284) Terkadang banyak orang awam mengartikan anarki/s/isme adalah “tidak memiliki pemerintah” atau “ada tanpa pemerintah”, namun arti yang sebenarnya/orisinil adalah “tanpa suatu peraturan” atau lebih umum lagi, “tanpa kekuasaan”, dan dalam pemahaman inilah kaum anarkis terus menggunakan kata ini.

1.

Apa itu Anarkisme.??

“Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. ia dimulai diantara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan manusia (Peter Kropotkin)

” Penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia hanya bisa dilakukan lewat penghapusan kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang menindas” (Errico Malatesta)

Secara politik, anarkisme bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis (politik, ekonomi, maupun sosial). Para anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Para anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Seperti yang dikatakan Bakunin :

“Bahwa kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidak adilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan”

Dimata masyarakat maju (berpikir rendah), bahwa anarkisme identik dengan kekerasan, namun sebelum kita menjustifikasi , baiknya kita melihat kebelakang seperti yang diucapkan bungkarno JAS MERAH (Jangan sekali - kali melupakan sejarah).

Dalam sejarah, kaum anarkis kerap kali menggunakan kekerasan sebagai metode yang sangat ampuh, seperti ppergerakan para anarkis yang tergabung dalam kelompok Nihilis di Rusia pada era Tzar, Leon Czolgosz, grup N17 di Yunani. sementara itu para anarkis dari spanyol menggunakan slogan yang sangat terkenal ” Terkadang cinta hanya dapat berbicara melalui selongsong senapan”. Penggunaan kekerasan dalam anarkisme sangat erat kaitannya dengan metode propaganda “by The Deed”, yaitu metode gerakan dengan menggunakan aksi langsung (perbuatan yang nyata), dan itu berarti melegalkan pengrusakan, kekerasan maupun penyerangan yang ditujukan kepada KAPITALISME dan NEGARA. Namun dalam berbicara pergerakan dan selama anarkisme tetap hidup, anarki tidak berarti chaos ataupun suatu usaha yang dilakukan kaum anarkis untuk menciptakan kekacauan atau ketidak tertiban. Malah, kami ingin menciptakan suatu masyarakat yang berdasarkan kebebasan individu dan kooperasi sukarela. Dengan kata lain, tatanan dari bawah ke atas, bukan ketidaktertiban yang muncul dari atas ke bawah karena kekuasaan.

1.

Apa yang diperjuangkan Anarkisme..???

”Manusia dengan suara hati yang baik tidak akan mematuhi : kekuasaan, seperti wabah yang mematikan, mengotori apapun yang disentuhnya, dan kepatuhan, kutukan terhadap semua orang yang berbakat, kebaikan, kebebasan, kebenaran, memperbudak manusia, dan dalam kacamata manusia, sebuah otomatisasi mesin.” (Percy Bysshe Shelley )

Kaum anarkis menempatkan prioritas yang tinggi pada kebebasan, menginginkannya baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Mereka juga mempertimbangkan individualitas—yang membuat seseorang menjadi pribadi yang unik—sebagai aspek terpenting kemanusiaan. Namun mereka mengakui bahwa individualitas tidak berada dalam kekosongan namun dalam sebuah fenomena sosial. Di luar masyarakat, individualitas adalah hal yang mustahil, karena seseorang membutuhkan orang lain untuk berkembang, maju dan tumbuh. Nah.! supaya individualitas berkembang menuju tingkat tertinggi yang mungkin dicapai, kaum anarkis menganggap esensial untuk menciptakan suatu masyarakat yang didasarkan pada tiga prinsip: kebebasan, persamaan dan solidaritas, yang saling terkait.

Kebebasan merupakan hal yang esensial bagi perkembangan kecerdasan, kreativitas dan derajat manusia. Dominasi dari pihak lain merupakan pengingkaran kesempatan untuk berpikir dan bertindak bagi diri seseorang, sedang kebebasan adalah satu-satunya cara untuk menumbuhkembangkan individualitas seseorang. Tak ada kebebasan sejati dalam stratifikasi kelas, dan dalam masyarakat seperti itu hanya beberapa –mereka yang berada di puncak hierarki—yang memiliki kebebasan secara relatif, sementara sisanya adalah semi budak. Karenanya tanpa kesetaraan, kebebasan menjadi sebuah olok-olok–paling bagus, “kebebasan” untuk memilih seorang tuan (bos), seperti di bawah kapitalisme. Bahkan elit di bawah kondisi seperti itu tidak sepenuhnya bebas karena harus tinggal di dalam masyarakat yang kerdil dan diperburuk serta dimandulkan oleh tirani serta alienasi mayoritas.

Harus dicatat bahwa solidaritas tidak menunjukkan pengorbanan atau pengingkaran diri. Seperti yang dijelaskan Errico Malatesta:

“Kita semua egois, mencari kepuasan sendiri. Namun kaum anarkis mendapati kepuasan terbesarnya dalam perjuangan untuk kebaikan bersama, untuk mencapai masyarakat yang di dalamnya ia (demikian) dapat menjadi saudara di antara lainnya, dan diantara orang-orang yang sehat, cerdas, terdidik, dan bahagia. Namun ia yang dapat beradaptasi, yang puas hidup diantara budak dan mendapat keuntungan dari kerja budak tersebut, bukanlah, dan tidak bisa menjadi, seorang anarkis.” (Life and Ideas, hal 23)

Jadi kamu para pencari uang dan materi lainnya mungkin kalimat dari para kaum anarkis ini patut jadi bahan perenungan : “Bagi kaum anarkis, kekayaan sejati adalah orang lain dan planet yang ditempati.”

1.

Macam – macam Anarkisme.

Semua jenis anrkis memiliki sebuah pendekatan dasar, mengutip kata-kata Rudolf Rocker: “Bersama dengan pendiri sosialisme, kaum anarkis menuntut menghapusan semua monopoli ekonomi serta kepemilikan bersama atas tanah dan semua sarana produksi lainnya, yang harus dimanfaatka oleh semua tanpa pembedaan; karena kebebasan sosial dan personal hanya dapat dipahami pada dasar keuntungan ekonomi yang setara bagi setiap orang. Dalam gerakan sosialis sendiri kaum anarkis menunjukkan susut pandang bahwa perang melawan kapitalisme harus bersamaan juga berperang melawan semua institusi kekuasaan politis, karena dalam sejarah, eksploitasi ekonomi selalu bekerja sama dengan penindasan sosial politik. Eksploitasi dan dominasi orang terhadap sesamanya tidak dapat dipisahkan, dan masing-masing saling mengkondisikan.”

Anarkisme memiliki ragam gerakan :

*

Anarkisme sosial :gerakan yang evolusionis sekaligus revolusionis, mencoba memperkuat kecenderungan liberal dalam kapitalisme sembari mencoba menghancurkan sistem tersebut melalui revolusi sosial. Jadi, pengambilalihan terhadap kelas kapitalis dan destruksi terhadap negara melalui revolusi sosial adalah adalah liberal, bukan otoriter, sesuai dengan sifatnya karena ditujukan melawan mereka yang memerintah dan mengeksploitasi, dengan kata lain hak kuasa personal atas barang yang dipakainya, tapi bukan untuk membuatnya, contoh : (Jam tanganmu adalah milikmu, namun pabrik pembuatan jam tangan milik semua orang)
*

Anarkisme individualis :Gerakan yang lebih menyukai pendidikan dan penciptaan institusi alternatif, seperti bank bersama, serikat, komune, dan lain-lain. Mereka biasanya mendukung pemogokan dan betuk-bentuk protes sosial tanpa kekerasan lainnya (seperti mogok sewa, tidak membayar pajak, dan lain-lain, anarkisme individuals tidak menyukai penggunaan aksi langsun.
*

Anarkisme Hijau : sebuah gerakan/penekanan anarkis terhadap solusi yang lebih menekankan pada aspek krisis ekologis. Sebelum membicarakan mengenai anarkisme hijau, (juga disebut eco-anarkisme) akan beguna menerangkan dengan jelas mengapa anarkisme dan ekologi berjalan bersama, dengan Mengutip kata-kata Murray Bookchin, : “kaum ekologis dan anarkis meletakkan tekanan yang kuat pada spontanitas” dan “bagi kedua kelompok ini, kesatuan yang meningkat dicapai dengan perkembangan kemajemukan. Perluasan dunia diciptakan oleh diversifikasi dan pemerkayaan bagian-bagiannya.” Lagipula, “sama seperti seperti kaum ekologis yang berusaha memperluas wilayah suatu ekoosistem dan meningkatkan saling pengaruh yang bebas di antara spesies, demikian juga kaum anarkis berusaha memperluas wilayah eksperimen sosial dan melepaskan semua belenggu bagi perkembangannya.” Dalam perjalanannya anarkisme hijau memiliki fokus – fokus perhatian yaitu : ekologi sosial dan anarkisme primitif. Kaum anarkisme hijau yang fokus pada Ekologi sosial, meletakan akar krisis ekologi dalam hubungannya dengan dominasi di antara orang. Dominasi terhadap alam tampak sebagai hasil dominasi dalam masyarakat, namun dominasi ini hanya mencapai krisis di bawah kapitalisme, karena perampasan jiwa manusia oleh pasar dihubungkan dengan perampasan alam oleh kapital, oleh karena itu kaum ekologi sosial menganggap esensial menyerang hierarki dan kapitalisme, bukan peradaban sebagai akar penyebab maslah ekologis. Lain lagi dengan kaum anarkisme hijau yang fokus pada anarkisme primitif, dimana mereka memberi kritik kepada semua aspek kehidupan modern, yang seringkali disebut akhir “peradaban”, termasuk semua bentuk teknologi dan organisasi skala besar. Yang paling ekstrimnya lagi, kaum anarkis “primitif” berpendapat untuk kembali ke bentuk masyarakat “berburu dan meramu”, melawan teknologi karena sifatnya yang hierarkis. Orang-orang Inggris dengan majalah “Green Anarchist”, adalah suporter yang vokal terhadap ide ini. Dengan kata lain kaum anarkis primitif adalah orang – orang yang anti terhadap teknologi dan peradaban.
*

Anarkisme bersifat Pasifis: sering juga disebut Anarko pasifisme. Aliran pasifis telah ada cukup lama dalam anarkisme, dengan Leo Tolstoy sebagai figur utamanya. Kaum ini tidak menyukai kekerasan dan terkesan anti kekerasan, karena mereka menghargai kebebasan individu. Akan tetapi tidak terlalu banyak kaum anarkis yang benar-benar pasifis. Sebagian besar menerima penggunaan kekerasan sebagai kejahatan yang diperlukan dan pembelaan tetapi diusahakan meminimalkan penggunaannya.
*

Anarkis Feminisme : gerakan perlawanan kaum feminim yang dimulai pada tahun 1960-an dan berisikan kaum perempuan yang memperjuangkan kebebasan individu, kesetaraan dan derajat bagi anggota berjenis kelamin wanita . Banyak pejuang – pejuang feminis yang menjadi anarkis diantaranya : Mary Wollstonecraft (pengarang A Vindication of The Rights of Woman) yang merupakan pelopor gerakan ini , komunat Louise Michel, Voltairene de Cleyre, dan pejuang kebebasan perempuan yang tak kenal lelah Emma Goldman (lihat esay yang terkenal “The Traffic In Women”, “Woman Suffrage”, “The Tragedy of Woman’s Emancipation”, “Marriage and Love”, dan “Victims of Morality”, sebagai contoh). Freedom, koran anarkis tertua di dunia, didirikan oleh Charlotte Wilson tahun 1886. Gerakan ini muncul dikarenakan wanita merupakan korban pertama dari masyarakat hierarkis yang diawali dari munculnya patriarki dan ideologi dominasi selama akhir era neolitik. Para kaum anarkisme feminis melihat bahwa dominasi, eksploitasi, keagresifan, persaingan, ketidakpekaan, dan lain-lain, dihargai dengan tinggi dalam peradaban hierarkis dan secara tradisional diidentikan sebagai “maskulin”, dan malah sebaliknya, nilai dan sikap otoriter seperti kerjasama, berbagi, perasaan terharu, sensitifitas, kehangatan, dan lain-lain, secara tradisional dikenal sebagai “feminim” dan tidak berharga. Seperti halnya kaum anarkis yang lainnya mengakui bahwa pembebasan diri merupakan kunci kesetaraan perempuan dan juga, kebebasan. Sehingga Emma Goldman berpendapat:

“Perkembangan kaum perempuan, kebebasan, kemandiriannya, harus datang darin dan melalui dirinya sendiri. Pertama, dengan menampilkan diri sebagai personal, dan bukan sebagai komoditas seks. Kedua, dengan menolak hak seseorang di atas orang lain; dengan menolak melahirkan anak, jika ia menginginkannya, denagn menolak menjadi pelayan bagi Tuhan, negara, masyarakat, suami, keluarga, dan lain-lain, denagn membuaty hidupnya menajdi lebih sederhana, namun mendalam dan lebih kaya, Yaitu, dengan mempelajari makna dan substansi kehidupan dalam semua kompleksitasnya; dengan membebaskan dirinya dari ketakutan terhadap opini dan penghukuman publik.” (Anarchism and Other Essays, hal. 211). Karena itu, kaum anarkis feminis, seperti halnya semua kaum anarkis lainnya melawan semua bentuk kapitalisme karena mengingkari kebebasan. Pemikiran bahwa sebuah kapitalisme yang “memiliki kesempatan sama” akan membebaskan perempuan mengabaikan kenyataan bahwa dalam sistem apapun yang semacam itu masih akan terdapat perempuan kelas pekerja yang ditindas oleh majikannya (baik pria maupun perempuan). Bagi kaum anarkis feminis, perjuangan bagi kebebasan perempuan tak dapat begitu saja dilepaskan dari perjuangan melawan hierarki.Sebagai tambahan,anarka feminisme mengingatkan kita akan pentingnya memperlakukan perempuan setara dengan pria sementara, di saat yang saam, menghargai perbedaan pria dengan perempuan. Dengan kata lain, mengakui dan menghargai perbedaan di dalam perempuan seperti halnya pria.

1.

Para Pemikir – pemikir Anarkisme

- filsafat anarkisme diperkenalkan oleh Gerald Wistanle (The New Law of Righteousness, 1649) dan William Godwin (Enquiry Concerning Political Justice, 1793 pada abad 17 dan 18.

- Anarkisme yang disusun secara koheren dan sistematik diperkenalkan oleh : Max Stirner 1806-1856 (Jerman) dengan filsafat terkenalnya ” The Ego and Its Own ” yang merupakan suatu bentuk individualisme yang ekstrim, atau egoisme, yang menempatkan keunikan individu diatas yang lain– negara ,Stirne menyerang kapitalisme dan sosialisme negara, yang meletakkan dasar bagi anarkisme komunis dan individualis melalui kritik egoisnya terhadap kapitalisme dan negara yang mendukungnya. Pemikirannya menjadi batu pertama bagi anarkisme. Pierre- Joseph Proudhon 1809-1865 (Perancis) yang memunculkan teori mengenai mutualisme dan federalisme. Gagasan Proudhon dengan segera menjadi sumber bagi anarkisme individualis dan sosial, dengan masing-masig kelompok yang memberi penekanan pada aspek-aspek mutualisme yang berbeda. Karya besar Proudhon meliputi What is Property, Economic Contradictions, dan The Political Capasity of The Working Classes (kalau tidak salah :-D). Michael Bakunin 1814-1876 (Rusia) merupakan figur sentral dalam anarkisme modern. Dia lebih menekankan pada kolektifisme, pemberontakan massa, dan revolusi spontan dalam melahirkan masyarakat tanpa kelas, bebas. Ia juga menekankan sifat sosial kemanusiaan dan individualitas, menolak individualisme abstrak dalam liberalisme sebagai sebuah pengingkaran kebebasan. Karya – karya michael yaitu : God and the State, The Paris Commune and the Idea of the State , dan Peter Kropotkin 1842-1921 (Rusia) merupakan ilmuwan otodidak, menciptakan analisa anarkis yang detail dan lengkap mengenai keadaan modern, Anarkisme komunis. Dia lebih menekankan pada saling membantu dikarenakan individu dalam perkembangan kehidupannya selalu berkompetisi, dan pada realitanya tidak memberikan keuntungan bersama. Karya – karya utamanya meliputi Mutual Aid; The Conquest of Bread; Fields, Factories, and Workshop; Modern Science and Anarchism; Act for Yourself; The State : Its Historic Role (Sekali lagi kalau tidak salah, :-D). Namun dalam perkembangannya pemikiran – pemikiran mengenai anarkisme tidak hanya bertumpu pada para pemikir – pemikir diatas. Di Amerika Serikat Emma Goldman dan Alexander Berkman adalah dua pemikir dan aktifis anarkis. Goldman menyatukan egoisme Stirner dengan komunisme Kropotkin ke dalam teori yang penuh semangat yang mengkombinasikan hal-hal terbaik dari keduanya. Ia juga menempatkan anarkisme di inti teori dan aktifisme feminis. Alexander Berkman, teman sejati Emma, menghasilkan perkenalan klasik terhadap gagasan-gagasan anarkis yang disebut What is Communist Anarchism? (juga dikenal sebagai The ABC of Anarchism). Berkman dan Goldman di buang ke Rusia oleh pemerintah Amerika Serikat setelah revolusi 1917 karena dianggap terlalu berbahaya untuk diijinkan tinggal di tanah kebebasan. Voltairine de Cleyre juga memainkan peran yang penting dalam gerakan anarkis AS, memperkaya teori anarkis internasional maupun AS dengan artikel, puisi, dan pidatonya. Karyanya termasuk klasik, seperti Anarchism and American Traditions dan Direct Action. Italia, dengan gerakan anarkisnya yang dinamis dan kuat, telah menghasilkan beberapa penulis anarkis terbaik. Errico Malatesta menghabiskan lebih dari limapuluh tahun untuk memperjuangkan anarkisme ke penjuru dunia dan tulisan-tulisannya termasuk yang terbaik dalam teori anarkis (lihat Anarchy atau The Anarchist Revolution dan Malatesta: Life and Ideas, keduanya diedit oleh Vernon Richards). Luigi Galleani menghasilkan anarkis komunisme anti organisasional yang sangat kuat dan menyatakan bahwa “komunisme merupakan dasar ekonomi dan dengannya individu memiliki kesempatan untuk mengatur dirinya dan melaksanakan tugasnya” (The End of Anarchism?). Camillo Berneri, sebelum dibunuh oleh komunis dalam revolusi Spanyol, meneruskan tradisi anarkisme kritis dan praktis yang sangat baik yang dihubungkan dengan anarkisme Italia. Tidak diragukan lagi, si Rusia Leo Tolstoy adalah penulis paling terkenal dalam hubungannya dengan anarkisme religius dan memiliki pengaruh yang kuat dalam memperluas gagasan pasifistis dan spiritual yang berkaitan dengan tujuan tersebut. Dengan mempengaruhi orang-orang terkemuka seperti Mahatma Gandhi dan Catholic Worker Group disekitar Dorothy Day, Tolstoy memberikan interpretasi radikal mengenai ajaran Kristen yang menekankan tanggung jawab dan kebebasan individu di atas otoritarianisme dan hierarki yang tak masuk akal. Lebih baru lagi, Noam Chomsky dalam karyanya Deterning Democracy, Necessary Illusions, World Orders, Old and New, dll) dan Murray Bookchin (Post-Scarcity Anarchism, The Ecology of Freedom, Towards an Ecological Society, dan Remarking Society, dll) telah meneruskan gerakan anarkis sosial di bidang analisa dan teori politik. Karya Bookchin telah menempatkan anarkisme pada inti pemikiran kelompok hijau dan telah menjadi ancaman tetap bagi mereka yang ingin mengacaukan atau menyalahgunakan gerakan untuk menciptakan masyarakat ekologis. Colin Ward dalam Anarchy in Action dan buku lain telah memperbaharui Mutual Aid karya Kropotkin dengan membongkar dan mendokumentasikan sifat anarkis kehidupan sehari-hari bahkan dalam kapitalisme. Karyanya mengenai kehidupan telah menekankan pentingnya pertolongan diri secara kolektif dan pengelolaan sosial kehidupan melawan kejahatan kembar, privatisasi dan nasionalisasi. Masih banyak lagi para penulis dan pemikir anarkis untuk disebutkan, disamping para anarkis “biasa” yang bergerak secara militan walau tidak pernah menulis buku, namun aktifitas dan pikiran mereka telah mendorong semangat revolusi dalam masyarakat dan membantu membangun dunia baru di tempat lama.

artikel ini bertujuan untuk meluruskan persepsi tentang anarkisme yang telah disalah artikan oleh kebanyakan orang,n sekedar share aja..dan bersambung ke artikel selanjutnya....

Artikel Terkait



No comments:

Post a Comment